BREAKING NEWS

Download

Category 5

Awesome

Category 4

Popular Posts

Style 4

Category 5

Event more news

Latest Updates

Minggu, 02 September 2012

Nikahilah Wanita karena Agamanya

Yahya bin Yahya an Naisaburi mengatakan bahwa beliau berada di dekat Sufyan bin Uyainah ketika ada seorang yang menemui Ibnu Uyainah lantas berkata, “Wahai Abu Muhammad, aku datang ke sini dengan tujuan mengadukan fulanah -yaitu istrinya sendiri-. Aku adalah orang yang hina di hadapannya”. Beberapa saat lamanya, Ibnu Uyainah menundukkan kepalanya. Ketika beliau telah menegakkan kepalanya, beliau berkata, “Mungkin, dulu engkau menikahinya karena ingin meningkatkan martabat dan kehormatan?”“Benar, wahai Abu Muhammad”, tegas orang tersebut. Ibnu Uyainah berkata, “Siapa yang menikah karena menginginkan kehormatan maka dia akan hina. Siapa yang menikah karena cari harta maka dia akan menjadi miskin. Namun siapa yang menikah karena agamanya maka akan Allah kumpulkan untuknya harta dan kehormatan di samping agama”.

Kemudian beliau mulai bercerita, “Kami adalah empat laki-laki bersaudara, Muhammad, Imron, Ibrahim dan aku sendiri. Muhammad adalah kakak yang paling sulung sedangkan Imron adalah bungsu. Sedangkan aku adalah tengah-tengah. Ketika Muhammad hendak menikah, dia berorientasi pada kehormatan. Dia menikah dengan perempuan yang memiliki status sosial yang lebih tinggi dari pada dirinya. Pada akhirnya dia jadi orang yang hina. Sedangkan Imron ketika menikah berorientasi pada harta. Karenanya dia menikah dengan perempuan yang hartanya lebih banyak dibandingkan dirinya. Ternyata, pada akhirnya dia menjadi orang miskin. Keluarga istrinya merebut semua harta yang dia miliki tanpa menyisakan untuknya sedikitpun. Maka aku penasaran, ingin menyelidiki sebab terjadinya dua hal ini.

Tak disangka suatu hari Ma’mar bin Rasyid datang. Kau lantas bermusyawarah dengannya. Kuceritakan kepadanya kasus yang dialami oleh kedua saudaraku. Ma’mar lantas menyampaikan hadits dari Yahya bin Ja’dah dan hadits Aisyah. Hadits dari Yahya bin ja’dah adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi (HR Bukhari dan Muslim). Sedangkan hadits dari Aisyah adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perempuan yang paling besar berkahnya adalah yang paling ringan biaya pernikahannya” (HR Ahmad no 25162, menurut Syeikh Syu’aib al Arnauth, sanadnya lemah).
فاخترت لنفسي الدين وتخفيف الظهر اقتداء بسنة رسول الله – صلى الله عليه وسلم – فجمع الله لي العز والمال مع الدين

Oleh karena itu kuputuskan untuk menikah karena faktor agama dan agar beban lebih ringan karena ingin mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di luar dugaan Allah kumpulkan untukku kehormatan dan harta di samping agama. (Tahdzib al Kamal 11/194-195, Maktabah Syamilah).
Demikianlah nasehat dan petuah salah seorang ulama besar di zamannya, Sufyan bin Uyainah bin Maimun Abi Imran. Beliau lahir pada pertengahan Sya’ban tahun 107 H dan meninggal dunia pada hari sabtu tanggal 1 Rajab tahun 198 H.

Dalam nasehat beliau di atas bagaimanakah wujud nyata dari menerapkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamPilihlah yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi. Namun banyak orang yang bangga dengan pendapatnya. Kebahagiannya menurutnya adalah memiliki istri cantik, memiliki kelas sosial yang bergengsi atau mendapatkan istri yang kaya meski agama perempuan tersebut nol besar. Tentang hadits di atas al Amir ash Shan’ani mengatakan, “Hadits ini menceritakan bahwa faktor yang mendorong laki-laki untuk menikah adalah salah satu dari empat hal ini. Faktor terakhir menurut para laki-laki adalah agama. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam malah memerintahkan para laki-laki jika sudah mendapatkan perempuan yang agamanya baik supaya tidak memalingkan hati kepada yang lainnya. Bahkan terdapat larangan menikahi perempuan bukan karena motivasi agama. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, al Bazzar dan Baihaqi dari Abdullah bin Amr, Nabi bersabda,
لَا تَنْكِحُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَلَعَلَّهُ يُرْدِيهِنَّ ، وَلَا لِمَالِهِنَّ فَلَعَلَّهُ يُطْغِيهِنَّ ، وَانْكِحُوهُنَّ لِلدِّينِ ، وَلَأَمَةٌ سَوْدَاءُ خَرْقَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ
Janganlah kalian menikahi perempuan karena cantiknya. Boleh jadi kecantikan tersebut akan membinasakannya. Jangan pula karena hartanya karena harta boleh jadi akan menyebabkannya melampaui batas. Menikahlah karena agama. Sungguh budak hitam yang cacat namun baik agamannya itu yang lebih baik (Namun hadits ini dinilai sebagai hadits yang sangat lemah oleh al Albani dalam kajian beliau untuk Ibnu Majah no 1859-pent)

Hadits di atas juga menunjukkan bahwa dekat-dekat dengan orang yang baik agamanya itulah yang terbaik dalam semua kondisi. Dengan dekat-dekat dengan mereka kita bisa mengambil manfaat dari akhlak, berkah dan tingkah-laku mereka. Terlebih lagi adalah istri karena istri adalah kawan tidur, ibu untuk anak-anak dan orang yang diberi amanah untuk menjaga harta dan rumah suami serta kehormatannya. Yang dimaksud dengan ‘taribat yadak’ adalah tangan dilekatkan ke tanah karena miskin”(Subulus Salam 4/431-432).

Pengganti yang Lebih Baik

Allah berfirman "Jika dia(nabi) menceraikan kalian(para istri nabi) bisa jadi Allah mengganti,a dengan perempuan yg lebih baik dari pada kamu dari kalangan wanita yg patuh, yg beriman, yg bertaubat, yg mengerjakan ibadah yg berpuasa, yg janda maupun perawan" at-tahrim ayat 5

pada saat ayat ini turun ketika nabi membicarakan sesuatu yg rahasia kepada salah satu istrinya...
lalu sang istri ini memberi tahu kpd istri yg lain..
lalu nabi menegur dan Allah berfirman utk mreka berdua bahwa mereka harus bertaubat dan hati mereka memang condong utk itu,,,
dan Allah menurunkan ayat ini... yg jika nabi menceraikan mereka(kedua istri) Allah akn menganti dgn yg lebih baik dari pada mereka....


dan ayat ini bukan hanya di khususkan utk nabi...
tapi utk semua laki" bahkan perempuan...
yg seandainya seorang laki" mencerai istrinya karena keburukan sang istri atau hal yg lain,,
maka sang laki" tdk perlu bersedih karena dia akan mendapat ganti dgn yg lebih baik insya Allah..
begitu juga sang wanita bila dia dicerai dia tdk perlu berlarut" yg harus optimis bahwa dia akan mendapat laki" yg lebih shalih atau lebih dari yg sebelum,a,,,

pada intinya ayat ini menghibur seseorg yg dia dicerai atau ditinggal olh org yg dia sayangi bahwa dia akn diberi pengganti yg lebih baik dari sebelumnya...
percayalah,,, Allah mempunyai rencana yg baik utk kita,,,
kita hanya bisa berdoa dan berbuat lalu kita serahkan semua pada Allah,,,

WALLAHU A"LAM

Keutamaan Pemilik Ilmu


Allah ta’ala talah memuji ilmu dan pemiliknya serta mendorong hamba-hambanya untuk berilmu  dan membekali diri dengannya. Demikian juga sunnah nabi yg suci.
Ilmu adalah amal salih yg paling utama dan ibadah yg paling mulia dan paling utama diantara ibadah-ibadah sunnah, karena ilmu termasuk jenis jihad di jalan Allah, karena sesungguhnya agama Allah hanya akan tegak dengan dua hal:
Pertama: dengan Ilmua dan Penjelasan
Kedua: dengan perang dan senjata
Kedua hal ini merupakan kehadusan. Agama ini tidak mungkin tegak dan menang tanpa keduanya. Hal yg pertama harus lebih dipentingkan dari hal yg kedua. Oleh karena itu Nabi Shalallahu ‘alihi wa salam tidak menyerang suatu kaum sebelum sampainya dakwah kepada mereka. Jadi ilmu lebih diutamakan dari pada perang.
Allah ta’ala berfirman:
“Ataukah orang yg beribadah sepanjang malam sambil bersujuddan berdiri karena takut akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb-nya” (QS. Az-Zumar: 9)
Kata Tanya di sini mesti memiliki lawan kata, sehingga Artinya: “Apakah orang yg beribadah sepanjang siang dan malam sama dengan keaadaan yg tidak demikian?” Golongan kedua yg keutamaannya kurang adalah golongan yg tidak berilmu.
Allah juga berfirman:
“Apakah samaorang yg berilmu dengan orang yg tidak berilmu? Hanyalah orang yg berakal yg bisa mengambil pelajaran.”(QS. Az-Zumar: 9)
Di antara keutamaan ilmu yg terpenting adalah sebagai berikut:
1.       Ilmu adalah warisan para nabi
Para nabi tidaklah mewariskan dirham(emas) ataupun dinar(perak) tapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yg telah mengambil ilmu maka dia telah mengambil bagian yg bannyak dari warisan para nabi.
2.       Ilmu itu abadi, sedangkan harta adalah fana(akan sirna)
Nabi Shalallahu ‘alihi wa salam bersabda “Apabila anak adam mati, maka terputuslah segala amalnya kecuali 3 hal: shadaqah jarriyah, ilmu yg bermanfaat, dan anak shalih yg mendoakannya” riwayat Muslim
3.       Pemilik ilmu tidak merasa lelah dalam menjaga ilmu
Apabila Allah member rizki berupa ilmu maka tempat ilmu itu adalah hati yg tidak membutuhkan peti maupun kunci dll. Dia akan terpelihara dalam hati dan terjaga dalam jiwa. Dan dalam waktu bersamaan ilmu itu akan menjaga kita dengan izin Allah. Sedangkan harta, kitalah yg harus menjaga, dan harus disimpan sedemikian rupa agar tidak hilang.
4.       Dengan ilmu, manuasia dapat menjadi saksi atas kebenaran
Allah berfirman:
“Allah bersaksi bahwa tidak ada tuhan yg berhak disembah kecuali Dia, demikian juga para malaikat dan orang-orang yg berilmu yg tegak di atas keadilan”(QS. Ali Imran:18)
Maka cukuplah kebanggan bagimu wahai penuntut ilmu, engkau menjadi saksi bagi Allah bahwa tidak ada tuhan yg berhak disembah kecuali Allah beserta para Malaikat yg menyaksikan keesaan-Nya.
5.       Ahli ilmu termasuk salah seorang dari ulul amri yg wajib ditaati
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yg beriman taatilah Allah dan taatilah rasul dan ulul amri (para pemimpin) diantara kalian”(QS. An-Nisaa’:59)
Uylul amri disini mencakup seluruh ulul amri dari kalangan penguasa, hakim, suami, ulama, dan penuntut ilmu(syar’i). maka wewenang ahli ilmu adalah mengajak manusia melaksanakanya, sedangkan wewenang penguasa adalah menrapkan syariat Allah dan mewajibkan manusia untk melaksanakannya.
6.       Ahli ilmu adalah orang yg melaksanakan perintah Allah ta’ala sampai hari kiamat
Hadits dari Mu’awiyyah Radhiallahu ‘anhu dia berkata: aku menengar Nabi Shalallahu ‘alihi wa salam bersabda:”barang siapa yg Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan membuatnya faham tentang agamanya. Aku hanyalah Qosim dan Allah yg memberi. Dan dikalangan umat ini akan senantiasa ada sekelompok orang yg selalu tegak di atas perintah Allah, tidak ada yg membahayakan mereka dari orang-orang yg menyelisihi mereka hingga dating urusan Allah.” (HR. Bukhari)
Imam Ahmad berkata tentang kelompok ini: “Jika mereka bukan ahi hadits maka aku tidak tahu siapa lagi mereka itu.”
Al-Qadhi ‘Iyadh berkata: “yg dimaksud oleh imam Ahmad adalah Ahlus Sunnah dan orang-orang yg meyakini madzhab ahlul hadits.”
7.       Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa salam tidak mendorong seseorang agar iri kepada orang  lain atas suatu nikmat yg telah Allah karuniakan
Kecuali atas dua nikmat:
Pertama, mencariilmu dan mengamalkannya.
Kedua, pedagang yg menjadikan hartanya sebagai alat untuk memperjuangkan islam.
Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata: Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “tidak boleh iri kecuali dalam dua hal: seseorang yg diberi hartanya itu untuk membela kebenaran, dan seseorang yg diberi ilmu oleh Allah lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya.
8.       Sebagaimana yg telah diterangkan dalam sebuah hadits
Dari riwayat Al-Bukhari dari Abu Musa Al-Asy’ari berkata: dari Nabi Shalallahu ‘alihi wa salam bersabda: “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yg Allah telah mengutusku dengan membawa keduanya adalah seperti hujan yg turun ke bumi, maka diantara bumi itu ada tanah yg baik (gembur) yg menyerap air dan yg menumbuhkan Tumbuhan dan rumputyg banyak. Ada pula tanah yg keras yg menahan air, lalu Allah memberi manfaat kepada manusia dari tanah itu, mereka minum dan bercocok tanam. Hujan pun menimpa tanah yg lain, yaitu Qii’aan yg tidak bisa menahan air dan tidak bisa munumbuhkan rumput. Demikianlah perumpamaan orang yg memahami agama Allah dan bisa memberi manfaat dari apa yg Allah telah mengutusku dengan membawa ajaran ini, lalu dia mengetahui dan mengajarkannya, dan perumpamaan orang yg tidak mau mengangkat kepalanya untuk hal itu dan orang yg tidak mau menerima petunjuk dari Allah yg aku diutus dengan membawa petunjuk itu.” (HR. Bukhari)
9.       Ilmu adalah jalan menuju surga
Sebagaimana yg ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah bahwa Nabi salallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Dan barang siapa yg meniti jalanuntuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(HR. Bukhari)
10.   Barang siapa yg dikehendaki oleh Allah kebaikan, maka Allah akan membuatnya faham tentang agamanya
Hadits dari Mu’awiyyah Radhiallahu ‘anhu dia berkata: aku menengar Nabi Shalallahu ‘alihi wa salam bersabda:”barang siapa yg Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan membuatnya faqih(faham) tentang agamanya.”(telah di sebutkan takhrijnya)
Artinya, allah menjadikan seseorang faqih dalam agama Allah. Maksud faqih disini bukan faqih dalam masalah amaliyah tapi faqih dalam masalah tauhid dan pokok-pokok agama dan apa-apa yg berhubungan dengan syariat Allah.
11.   Ilmu adalah cahaya yg menerangi jalan hidup seorang hamba
Dia pun akan mengetahui bagaimana (seharusnya) beribadah kepada Rabb-nya dan bagaimana cara bergaul dengan sesama hamba-Nya, maka jalan hidupnya akan selalu di atas ilmu dan cahaya.
12.   Orang yg berilmu adalah cahaya yg menerangi manusia dalam urusan agama dan dunia mereka
Tidak samar dalam ingatan kebayakan manusia tentang org yg telah membunuh 99 orang dari kalangan bani israil, lalu dia bertanya tentang orang yg paling brilmu di muka bumi dan dia ditunjukan kpd seorang ‘aabid(ahlul ibadah), lalu dia bertanya kepada ahli ibadah itu apakah masih bisa bertaubat atau tidak? Ahli ibadah itu menganggap dosanya terlalu besar sehingga menjawab “Tidak!” lalu dibunuhnya ahli ibadah itu dan mati, dan genap sudah orang di bunuh menjadi 100 orang. Lalu dia pergi kpd seorang ‘aalim (orang yg berilmu) lalu bertanya dengan pertanyaan yg sama lalu ‘aalim itu menjawab bahwa dia maasih bisa bertaubat dan tidak ada pengahalang antara dia dan taubatnya, lalu ‘aalim menunjukan dia kpd tempat yg berpenduduk orang-orang shalih agar dia dating ke negri itu. Dan di perjalanan dia mati. Kisah ini masyhur.
Perhatikanah perbedaan antara orang yg berilmu dan orang bodoh.
13.   Sesungguhnya Allah meninggikan derajat ahli ilmu di akhirat juga di dunia
Adapun di akhirat Allah mengangkat derajat mereka karena dakwah mereka kpd Allah dan amal yg mereka lakukan berdasarkan ilmu mereka. Sedangkan di duniaa, Allah mengangkat derajat mereka dikalangan hamba-hamba-Nya yg juga sesuai dengan amal mereka. Allah berfirman;
“Allah mengangkat orang-orang yg beriman diantara kamu dan orang yg berilmu beberapa derajat.”(QS. Al-Mujadilah:11)

potongan dari (kitaabul Ilm karya syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin bab 1 bahasan ke 2)

Keutamaan Dzikir


Rasul Shalallahu ‘alihi wa salam bersabda : perumpamaan org yg berdzikir kepada Allah dengan orang yg tidak berdzikir sepeti perumpamaan orang yg HIDUP dan orang yang MATI.- riwayat Bukhari dalam fathul baari (XI/208)-
Sabdanya ini menunjukan bahwa betapa pentingnya dzikir kpada Allah… karena dengan dzikir hati menjadi lembut dan tanpa dzikir hati menjadi mati… banyak dalil yg menjelaskan tentang pentingnya berdzikir kpd Allah… diantaranya yaitu..
Allah berfirman: “Karena itu ingat lah kamu kepadaKu niscaya aku ingat Pula kpdamu, danbersyukurlah kepadaKu dan jangan kamu mengingkari (nikamat)Ku” al-Baqoroh 152
Allah memerintahkan kita agar merdzikir yg banyakdengan  firmanNya: “Hai org” yg beriman! Berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir sebanyak-banyaknya”
Allah juga menyediakan ampunan yg luas dan pahala yg besar utk org yg berdzikir kpdNya dgn firmanNya: “…dan laki-laki juga perempuan yg banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyiapkan utk mereka ampunan dan pahala yg besar”
Bahakan pahalanya lebih besar dari pada berperang maupun infak dengan emas juga perak,,,  rasul Shalallahu ‘alihi wa salam telah bersabda: maukah kalian kuberitahukan tentang amal perbuatan kalian yg terbaik dan paling suci di sisi Allah Yang Maha Memiliki kalian serta paling tinggi derajatnya, bahkan lebih baik bagi kalian daripada mnginfakan emas dan perak, lebih baik bagi kalian mengikuti perang melawan musuh beresiko utntuk dibunuh atau membunuh??- sahabat menjawab: tentu saja kami mau wahai Rasulullah- rasul Shalallahu ‘alihi wa salam  bersabda: BERDZIKIR KPD ALLAH TA’ALA!” riwayat ibnu majjah (II/1245) dan tirmidzi (V/459)-
Allah telah meluaskan pahalanya hanya dengan gerakan lisan yg tanpa tulang dapat bergerak dengan lincah, dapat bergerak  dimana saja,,, kenapa kita masih sulit berdzikir?? Bahkan sahabat ada yg mengeluh dan berkata(Abdullah bin Busrin): ada seorang laki-laki berkata kpd rasulullah Shalallahu ‘alihi wa salam: Wahai Rasulullah! Syariat-syariat Islam yg ada telah banyak bagiku. Beritahukan kpdaku suatu yg bisa ak jadikan pegangan!; rasul bersabda: Hendaknya lisanmu selalu engkau basahi dgn dzikir kpd Allah;” (Bukhari VII/171, muslim IV/2061.
Dan Allah juga telah member pahala utk kita  dalam membaca Quran dgn pahala pada setiap huruf bukan setiap kata atau ayat sebagaimana rasul Shalallahu ‘alihi wa salam bersabda: “Barang siapa yg membaca satu huruf pada Al-Quran, maka dia akan mendapat satu kebajikan, dan kebajikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan aliiflaammiim (ayat 1 surat –al-baqoroh-red) itu satu huruf tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan miim satu huruf.” Shahih at-Tirmidzi (III/9) betapa murahnya Allah yg memudahkan pahala bagi kita. Tidak tanggung”, Dia dalam member pahala, betapa besar NikmatNya… bahkan niat yg jelek saja bisa jadi pahala dengan syarat tidak jadi dilakukan dgn hadits yg diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa salam meriwayatkan dari Rabbnya: Sesungguhnya Allah ta’ala telah menuliskan catatan kebaikan-kebaikan juga kejahatan-kejahatan lalu menjelaskannya: “barang siapa yg bermaksud berbuat kebaikan, lalu belum sempat mengerjakannya Allah mencatat disisiNya satu kebaikan SEMPURNA. Dan jika dia bermaksud berbuat kebaikan dan mengerjakannya Allah mencatat DisisiNya 10 kebaikan, bahkan dilipat gandakan sampai TUJUH RATUS ATAU LEBIH! Dan jika dia bermaksud berbuat kejahatan dan tdk mengerjakan (dgn alas an ap pun-red) maka Allah menulis disisiNya SATU KEBAIKAN YG SEMPURNA! Dan barang siapa yg bermaksud berbuat kejahatan lalu mengerjakannya maka Allah menulis disisiNya satu kejahatan” lihatlah betapa murahnya Allah, menulis kejahatan yg tdk atau belum terlaksana dengan MENULISKAN SEBUAH KEBAIKAN! Dan jika bermaksud jahat lalu mengerjakan Dia menulis disisiNya satu kejahatan yg dalam hadits tidak disebutkan apkah sempurna Atau atau tdk sempurna.. para ulama banyak berpendapat tdk situlis sempurna karena kemurahan Allah…

Kenapa kita masih saja malas dengan hanya berdzikir?? Padahal semua telah di mudahkan Oleh Allah…??? Lihatlah betapa murahnya Dia!!

BERDZIKIRLAH WAHAI KAUM MUSLIMIN….

WALLAHU A’ALAM BISHAWWAB…